Di Indonesia, buku kerap diperlakukan bukan sebagai sumber pengetahuan, melainkan sebagai benda mencurigakan. Ia diawasi, disita, bahkan dijadikan barang bukti, seolah membaca adalah tindakan yang perlu dicurigai. Ketika saya memasang status foto sedang memegang buku berjudul Muhammad karya Martin Lings—yang juga dikenal dengan nama Abu Bakar Sirajuddin—seorang teman berkomentar, “Wih, piknik isih kober moco-moco.” Saya […]
