Picky Eater

Istri saya menyebut saya picky eater. Tuduhan itu tidak sepenuhnya keliru. Akhir-akhir ini saya memang menjadi sangat pemilih dalam urusan makan dan minum. Saya tidak mengonsumsi minuman manis, menghindari makanan yang terlalu asin dan bersantan, serta menyingkirkan jeroan dari daftar menu. Setiap kali ada makanan yang disuguhkan, pertanyaan pertama saya selalu sama: apa saja isinya?

Saya juga membatasi konsumsi nasi. Pagi hari saya terbiasa makan rebusan—jagung, kacang, kedelai, tempe, tahu, telur, atau sukun. Saya berhenti minum kopi, teh, atau cokelat (tanpa gula) sebelum pukul 16. Setelah itu, hanya air putih. Saya berhenti makan pada sore hari, kecuali dalam kondisi tertentu: misalnya ketika mengikuti tahlilan rutin pada Kamis malam. Kadang tetangga menyajikan makan malam, dan dalam situasi seperti itu saya tidak selalu punya keberanian untuk menolak. Jika teh manis disuguhkan, saya masih bisa menyingkir dengan sopan.

Pola makan ini tidak lahir dari gaya hidup sok sehat atau tren diet semata. Pada awal usia tiga puluhan, tubuh saya sering memberi tanda protes. Telapak kaki, buku-buku jari, dan lutut kerap terasa nyeri. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar asam urat saya tinggi. Saat itu, kebiasaan saya justru berlawanan dengan saran kesehatan: teh manis kental, jeroan, dan ikan laut adalah menu favorit. Dokter menyarankan pengaturan makan—beberapa makanan boleh dikonsumsi, tetapi harus dibatasi dan tidak dikombinasikan sembarangan. Saya menuruti saran itu, dan tubuh saya merespons dengan baik. Rasa sakit yang dulu sering datang kini tidak pernah muncul lagi.

Larangan minum kopi, teh, dan cokelat pada malam hari juga berasal dari ruang praktik dokter. Kopi, khususnya, sering membuat perut saya kembung dan tubuh terasa tidak nyaman keesokan paginya jika diminum malam hari. Selain itu, saya pernah mengalami gangguan tidur cukup lama. Waktu tidur sering molor hingga tengah malam atau dini hari, yang berimbas pada tekanan darah naik, tubuh lesu, dan pagi hari dipenuhi rasa kantuk. Dokter menyarankan agar saya menghentikan konsumsi minuman tersebut sejak menjelang magrib. Hasilnya terasa nyata. Kini saya bisa tidur lebih awal, sekitar pukul sembilan atau sepuluh malam, dan bangun dengan tubuh yang jauh lebih segar.

Soal gula, alasannya sederhana: saya memang tidak menyukainya sejak dulu. Makanan dan minuman manis membuat saya tidak nyaman. Dulu saya justru penggemar rasa asin, meskipun sekarang saya juga lebih berhati-hati. Menghindari gula dan mengurangi nasi ternyata berdampak baik. Berat badan saya yang sempat mencapai 78 kilogram kini turun dan stabil di angka 70 kilogram, dibantu kebiasaan berjalan kaki setidaknya tiga puluh menit setiap hari.

Menariknya, saya tidak merasa tersiksa menjalani pola hidup ini. Bagi saya, tidak makan ini atau mengurangi itu bukan persoalan besar. Saya sering membandingkannya dengan seorang teman yang, jika sehari saja tidak mengonsumsi gula, hidupnya terasa seperti kehabisan oksigen. Tidak makan nasi baginya sama dengan tidak makan. Tidak minum kopi berarti hari yang lesu dan gagal.

Saya justru menikmati hidup seperti ini. Tubuh terasa lebih sehat. Keluhan sakit kepala, batuk, dan sesak napas yang dulu sering datang kini hampir tidak pernah muncul.

Satu-satunya orang yang tampak paling kerepotan dengan gaya hidup saya adalah istri saya. Dialah yang setiap hari harus menyesuaikan menu. Ia mencarikan rebusan, merebus telur, dan kini hampir tidak pernah lagi memasak masakan bersantan—paling sebulan sekali. Selebihnya, sayur sop, bayam, atau glandir menjadi menu harian. Untuk semua itu, saya hanya bisa berkata: maafkan aku, istriku.

“Bu, saya tidak makan daging, ya?” kata saya suatu hari sambil memegangi pipi.

“Kenapa lagi?” istri saya melotot.

“Gigi saya tidak kuat. Sakit kalau mengunyah daging,” jawab saya.

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 147

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.