Bening Kamu Membuatku Ngelu!

Menjelang berangkat kerja saya pamit kepada Bening. “Ning, Bapak berangkat bekerja dulu ya? Nanti malam main lagi bersama Bapak.”

“Bapak mau kerja ya? Cari duit ya?”

“Kok cari duit?”

“Ya kerjakan cari duit.”

Meskipun tidak ada yang salah dari jawaban Bening tetapi saya terkejut, pasalnya saya tidak pernah memberitahunya bahwa bekerja itu untuk mencari uang. Mungkin orang lain yang mengatakan.

Bapak saya, juga ibu saya tidak pernah mengajarkan kepada saya bagaimana mencari uang. Saat Bapak pamit ke kantor maka bapak akan mengatakan “Bapak sekolah dulu ya?” Mengajar bagi Bapak sama dengan belajar. Pergi ke sekolah bagi Bapak dan juga Ibu itu bukan bekerja tetapi rutinitas belajar.

Maka maklum saja jika nalar bisnis kami, anak-anaknya tumpul. Kami tidak tahu caranya cari uang. Mau wirausaha malu menawarkan barang.

Bapak kami mengamalkan perintah untuk belajar sepanjang hayat. Seharian waktunya dihabiskan untuk belajar. Mulai pagi berangkat ke sekolah untuk mengajar di Sekolah Dasar, siang hari mengelola Madrasah Diniah, malam hari mengajar mengaji di rumah. Masih mondok juga, setahun tiga kali, masing-masing sepuluh hari.

Saya dididik oleh Bapak yang seperti itu. Saya tidak menyalahkan karena pasti ada hikmahnya. Sampai hari ini dalam hati saya tidak pernah terbersit untuk mencari uang. Saat berangkat bekerja yang ada dipikiran saya ya melakukan rutinitas. Meskipun jika kehabisan uang ya terasa juga. Mangkat kerjo dadi menungso, ngelakoni lelaku sing wis dikodratke.

Ada nasihat seperti ini “Orang bekerja itu bekerja saja memenuhi perintah Gusti, Gusti Allah maha tahu, jika kita dipandang butuh dan perlu untuk difasilitasi dalam tugas menghamba itu, maka Gusti Allah pasti memenuhi.”

Sayasih tidak semulia nasihat itu, saya tidak bisa mendefinisikan diri saya sendiri, jiwa saya terbentuk oleh lingkungan, cara pandang saja terhadap kerja, materi, belajar, ibadah juga dari orangtua dan orang-orang yang sekarang aku kumpuli. Bening, Kamu membuat Bapakmu ngelu. (Muhajir Arrosyid).

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 134

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.