PRAM, PEMUDA, PENDIDIKAN, DLL

Pernahkan Anda malas bekerja? Inginnya tidur melulu sambil bermimpi hidup enak tercukupi? Bagi kamu yang sering begini maka dengarkanlah nasihat Pramoedya Ananta Toer, penulis sejumlah buku berbobot. Katanya dalam Rumah Kaca, “….gairah kerja adalah pertanda daya hidup; selama orang tidak suka bekerja sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut.”

Nendang bingit kan guys, itulah mengapa ia melahirkan karya yang monumental, novel yang tebal-tebal. Ia pernah dipejarakan selama 14 tahun dan dalam 14 tahun pengasingannya itu ia habiskan untuk menulis. Ada kerja yang lain, ia bercerita pernah menemukan satu manga masak. Biji manga itu ia tanam dan kembang biyakkan hingga banyak. Maka jika kita sempat jalan-jalan ke Buru dan melihat mangga maka kita mesti ingat Pak Pram. Di Buru, ia juga memelihara ayam, dari telur-telur ayam itu ia membeli barang-barang seperti kertas, karbon, tembakau.

Majalah Playboy Indonesia edisi April 2006 menampilkan wawancara dengan Pram. Waktu itu ia berumur 81 tahun. Dalam wawancara itu Pram bercerita tentang pendidikan, pemuda, dan sikapnya terhadap karya-karya yang diberanguskan. Dari jawaban-jawaban yang ia berikan menampakkan siapakah dirinya, terkesan cuek, tegas, dan terkadang lucu. Saat ditanya, “Anda angkatan 45, bagaimana jika nanti dimakamkan di taman makam pahlawan?” Dia menjawab, “Saya tidak memikirkan itu. Mau dibakar kek, mau dibuang kek, enggak soal.”

Terhadap karya-karyanya yang dirampas dan hilang, perpustakaan yang dibakar ia mengaku tidak punya dendam meskipun juga tidak memaafkan. Jika dendam, nanti beban lagi, katanya.

Pram sangat berharap terhadap kaum muda. Sejarah bangsa Indonesia adalah sejarah kaum muda dan kaum tua hanya menjadi beban. Baginya kepemimpinan itu tidak dilahirkan dari sekolah tapi dari pergumulan menghadapi keadaan bersama-sama rakyat.

Pram pernah menjadi kandidiat peraih nobel tetapi selalu gagal. Terhadap hal ini ia juga tidak ambil pusing. Saat ditanya, apakah Anda ingin mendapatkan novel sebelum meninggal? Tegas dia jawab “enggak”.

Ibu adalah sosok yang menginspirasinya. Ibunya berumur muda. Meninggal pada usia 34 tahun. Seorang perempuan berpendidikan, menguasai bahasa Belanda yang bagus. Pada keadaan miskin, sang Ibu bilang kepada Pram menggunakan bahasa Belanda? ”Kamu nanti sekolah di Belanda sampai doktor”, meskipun keinginan ibunya itu tidak pernah terwujud karena Pram hanya mampu sekolah sampai kelas 2 SMP. Hal yang diingat oleh Pram dari ibunya dan dibawa hingga tua adalah sebagai berikut. “Jangan sampai kau minta-minta sama orang. Pada siapapun! Jangan minta-minta. Selesaikan tugas dan kerjamu dengan tenagamu sendiri. Jangan minta-minta bantuan.”

30Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 134

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.