Cerita Hulago Khan

Satu orang jahat yang disebut dalam Al-Qur’an adalah Haman. Para sejarawan tidak menyebut seorang Haman ini dalam lingkaran Fir’aun dan Qorun, tetapi Al Quran menyebutnya. Baru akhir-akhir ini ilmuan menemukan nama Haman di kitab-kitab kuno. Jika Fir’aun adalah raja, Qorun konglomerat, maka Haman adalah orang kepercayaan Firaun. Segala urusan kerajaan diserahkan kepada Haman.

Menurut Mbah Fuad, hal serupa juga terjadi di zaman lain di mana raja yang lemah sehingga urusan kerajaan seluruhnya diserahkan kepada menterinya sehingga kekuasaan menteri lebih besar dari pada rajanya. Hal itu terjadi pada pemerintahan kerajaan Bagdad terakhir Al Mutasim, Kholifah terakhir Bagdad ini menunjuk Hulago Khan (Cucunya Jengis Khan) untuk menjadi menteri yang kekuasaanya secara de fakto melebihi yang khalifah. Sebab lain kenapa bagdad hancur adalah karena pertengkaran saudara dan banyak ulama yang jual muka kepada ke Hulago Khan.

Peran ulama pada kehancuran Bagdad juga dipertanyakan. Setelah Bagdad dikuasai, Hulago memanggil ulama yang paling hebat. Tetapi tidak ada satupun yang berani datang. Ada satu guru mengaji yang masih muda datang membawa kambing dan keledai. Hulago bertanya, apakah tidak ada ulama hebat yang berani menemuiku?
Guru mengaji muda itu menjawab, “Jika tuan mencari yang lebih keras suaranya, di luar saya membawa keledai. Jika tuan menginginkan yang berjanggut, saya membawa seekor kambing.”

Kemudian Hulago bertanya, mengapa saya bisa merebut kota Bagdad? Guru ngaji itu menjawab, “Karena seluruh pemimpin yang menjadi panutan di negeri ini telah dikuasai oleh dunia sehingga mereka bertengkar satu sama lain.”

Kapan saya bisa diusir dari sini? Tanya Hulago. Guru itu menjawab, “Ketika kami telah kembali kepada ajaran Islam.”

Pada waktu setelahnya keturunan Jengiskhan banyak masuk Islam dan menyebarkan Islam di bagian-bagian dunia.

Mbah Nun menambahkan, saat Al Mutasim dikalahkan ia sedang pesta sex bersama haremnya. Hulago Khan masuk dan merusak perhiasan emas di istana itu dan menyuguhkan kepada Mutasim sambil berkata. “Ini makanlah emas yang kamu tumpuk. Seharusnya uangmu kamu distribusikan kepada rakyat, kamu gunakan untuk membangun pasukan sehingga kerajaan kamu tidak diserang oleh kerajaan lain.”
Dari peristiwa itu Mbah Nun mengajak berpikir untuk menilai secara kualitatif bukan kuantitatif. Apa yang dikatakan oleh Hulago Khan itu sangat Islami dan seharusnya dikatakan oleh orang Muslim kepada orang kafir dan bukan sebaliknya.

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 134

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.