BENING MAMPIR KE KAMPUS UPGRIS

Sebuah buku bergambar gedung ditunjukkan Bening Kepada saya, “Ini tempat kerja Bapak?” Saya jawab bukan.

“Mana tempat kerja Bapak?” dia bertanya kemudian saya tunjukkan sebuah foto di laptop.

“Kok Bening tidak pernah diajak ke sana?” tanya Bening.

“Ok nanti jika memungkinkan kita mampir.

Keinginan Bening untuk berkunjung ke tempat kerja Bapaknya itu ia ajukan beberapa kali dan baru pada sore itu (27/3) terpenuhi. Ia bersama-sama dengan teman-temannya anak-anak PAUD Ken Amanah hari ini piknik ke kota Semarang, tujuan terakhirnya adalah Masjid Agung Jawa Tengah. Sesuai jadwal harusnya mereka sampai di Masjid Agung Jawa Tengah pukul tiga sore, tetapi berhubung ada kendala di kebun binatang Mangkang yaitu salah satu peserta piknik tidak mau mentas dari kolam renang dan juga ada kemacetan di Tugu akhirnya baru pukul 16 lebih sampai di MAJT.

Kantor Bapaknya Bening, kampus 4 UPGRIS ada di di depan Masjid Agung Jawa Tengah, ia saya jemput dan saya gendong jalan kaki menuju kantor. Menyaksikan kakak-kakak bermain bola di lapangan, melewati beberapa mahasiswa yang mengantri bimbingan sekripsi. “Itu lho Ning tempat kerja Bapak.”

“Oh itu.” Kata Bening. Kami menaiki tangga, dia gumun menyaksikan pintu yang bisa membuka sendiri. Kami memasuki ruangan. Kebetulan sudah sepi. Maklum sudah pukul 17.00. WIB. Jam kerja hanya sampai pukul 16.00.WIB.

“Bapak Ibu guru sudah pada pulang?”

“Iya sudah pada pulang kan sudah sore.”

“Oh.” Lagi-lagi dia memahami. Ia duduk sebentar di kursi kerja Bapaknya. Hanya sebentar di ruangan itu. Tapi sudah memenuhi keinginannya, melihat kantor Bapaknya. Sebuah tempat yang menjadi alasan kami berpisah saat pagi hari dan ketemu lagi pada sore hari.

Bening selalu mengiyakan dan tidak protes jika Bapaknya pamit untuk bekerja. Dan dia selalu protes dan tidak memberi izin jika bapaknya pergi dengan alasan lain. Ia seperti tahu bahwa kerja itu sangat penting dan menyangkut dirinya.

Kami turun melalu lift. Sebelum masuk dia bertanya. “Bapak ini apa?”

Setelah aku jawab, kami masuk untuk turun menggunakan lift. Keluar dari lift dia bilang, “Bapak, lift menakutkan ya?”

Kelak akan saya ceritakan kepadanya, bahwa kampus ini adalah kampus yang enggan meluluskan Bapaknya. Kampus ini adalah tempat yang selalu mengajak Bapaknya untuk belajar, sebagai mahasiswa, karyawan, kemudian sebagai dosen. Sejak tahun 2000 menginjakkan kaki di kampus ini hingga sekarang tahun 2018, Bapaknya selalu pulang pergi dari rumah ke kampus ini. Sejak gedungnya alakadarnya, berlantai tegel, berkipas angina putar, berjendela kawat. Tataplah dengan cinta dan kebanggan anakku. Selengkapnya di www.kanghajir.com

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 134

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.