Candu keterhubungan

Apa hp pertama yang Anda miliki? Dari mana uang yang Anda gunakan untuk membeli?

Dari dulu orang selalu ingin terhubung, antara anak dan orangtuanya, lelaki dengan kekasihnya, antar sahabat, suami dan istrinya, dan sebagainya.

Keterhubungan itu melewati sejarah panjang. Ada era telegram, bahkan dulu dalam pelajaran bahasa Indonesia ada pelajaran menulis telegram. Ada era surat yang tercatat oleh lagu Dewa “kangen” dan lagu Didi Kempot “layang kangen: umpomo tanganku dadi suwiwi. (terus nak cawik piye?)

Ada era wartel, jadi kita punya buku telp, orang-orang yang tidak punya hp dan telp rumah bisa menelpon pacarnya melalui telpon umum. Seno Gumira Ajidarma menulis Cerpen “Sebuah Pertanyaan untuk Cinta” sebuah cerita berlatar wartel, seorang perempuan yang bertelpon lama, mempertanyakan cinta kekasihnya. Orang-orang menunggu dengan mendesah, marah di belakangnya.

Ada juga era Hp, kadang-kadang malam ada bonusan telp, siapa saja ditelpon ada keperluan ataupun tidak. Ada era warnet, kadang ambil paketan murah pada malam hari hingga pagi. Hingga sekarang kita bisa terhubung setiap saat bahkan melihat wajah yang kita hubungi. Keterhubungan sekarang menjadi candu.

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 141

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.