Abai

Abai adalah sebuah keadaan ketika kita memilih tidak memperhatikan, tidak mengerjakan sesuatu yang harusnya menjadi kewajiban kita. Misalnya, terdengar suara adzan, sebagai seorang muslim kita memiliki kewajiban untuk berangkat ke masjid melaksanakan salat tetapi kita abai, kita seolah tidak mendengarkan suara adzan itu lalu melanjutkan kegiatan kita misal tidur lagi, memasak dan yang lain.
Tentu saja abai itu berakibat atau berdampak. Jika masalah kewajiban salat, kewajiban kepada Tuhan kita dampaknya tidak terlihat jelas karena Tuhan tidak langsung menegur. Dampaknya mungkin karena kita abai terhadap salat maka hidup kita menjadi berantakan, hati kita menjadi tidak tenang. Karena salat adalah tiang agama maka jika kita tidak menjalankan salat agama tidak tertata dalam diri kita. Berbeda jika abai dengan perintah bos, kita bisa kena marah, atau bahkan dipecat. Abai terhadap pasangan bisa uring-uringan seharian. Lalu jika pemerintah abai terhadap rakyatnya dampaknya apa?
Ada kata yang dekat dengan abai yaitu lalai. Jika abai ada faktor kesengajaan, maka lalai ini terjadi karena terlalu sering abai. Lalai kelanjutanya adalah ceroboh dan ceroboh adalah tidak waspada. Pekerjaan tukang sulap itu adalah memindahkan konsentrasi agar seseorang tidak fokus (abai) pada satu hal dan fokus pada hal lain yang itu bukan kebenaran. Hampir mirip dengan pekerjaan setan yang pekerjaannya mengelabuhi, sesuatu yang sifatnya palsu dihadirkan oleh setan agar manusia tahunya itu yang hakiki.
Selanjutnya saya akan membahas pengajian. Pengajian itu dari kata aji, aji artinya bernilai. Jadi orang yang ngaji atau melaksanakan pengajian itu agar tambah bernilai atau mulia. Dalam arti lain ngaji atau pengajian itu adalah mencari ilmu atau sinau, belajar. Dalam agama ngaji atau mencari ilmu ini sangat penting dan berkedudukan tinggi. Jika kita disuruh memilih mana yang harus didahulukan diantara hal yang penting maka ada yang namanya skala prioritas untuk menentukan mana yang lebih penting. Jika ngaji lalu menjadi abai untuk merawat anak maka cara mengajinya yang harus berubah agar tetap bisa mengaji dan bisa mendidik anak. Merawat anak dan menaji itu saling berkaitan dan tidak bertentangan. Mengaji itu penting marena ibu yang mengaji itu akan paham bagaimana merawat anak yang benar. Ngaji itu luas, dan ilmu agama juga luas. Segala hal yang mendekatkanmu kepada Allah itu ilmu agama. Banyak anak yang tidak terurus bukan karena ibunya ikut pengajian tetapi karena terlalu asyik mainan HP. Ada juga anak tidak terurus karena bapak dan ibunya harus bekerja. Kenapa Ibunya ikut bekerja tidak merawat anak saja di rumah? Karena gaji suaminya sedikit, ia buruh kontrak, lembur tidak dibayar sehingga tidak cukup untuk membayar listrik, membayar bensin, dll.

0Shares
Dosen di Universitas PGRI Semarang. Penulis buku Soko Tatal dan kumpulan cerpen Di Atas Tumpukan Jerami. Penggiat di Simpul Gambang Syafaat Semarang dan Maiyah Kalijagan Demak.
Pos dibuat 134

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.