Nasihat pernikahan Mbah Nun

Saat memberi ceramah pada acara pernikahan di Gontor, saya mencatat tiga poin penting yang disampaikan oleh Mbah Nun. Bahwa sakinah di dalam rumah tangga itu tidak mandek. Litaskunu illaiha bukan litaskunu fi ha. Sore bertengkar pagi baikan. Sakinah dalam berumah tangga itu sesuatu yang diperjuangkan terus menerus. Hal kedua adalah tentang ungkapan Jawa yang biasanya […]

jangan mudah menyalahkan orang lain

Di suatu kesempatan Mbah Nun menjenguk anak cucunya yang bekerja di Korea Selatan. Di sana Mbah Nun disambut dengan penampilan Reog Ponorogo sebelum beliau menyapa seribuan jamaah yang berada di sebuah ruang. Acara itu diselenggarakan oleh TKI di Korea Selatan yang berasal dari Jawa Timur. Mbah Nun memulai acara itu dengan salawat. “Kenapa sih kok […]

MBAH YAI ZAINURI, PENGASUH KAMI SEMUA

Mendengar ada orang mabuk, beliau mengingatkan dan memarahi di pengeras suara setelah salat idul Fitri. Ada anak-anak menaruh sepedanya di masjid, dan anak-anak itu pergi dan tidak mengaji, beliau mengumumkan di pengeras suara masjid, “Ibu-ibu ini anaknya diurusi. Kendaraan di parkir masjid, tapi anaknya entah kemana.” Dan kami semua tidak pernah merasa sakit hati. Karena […]

Catatan pagi di Cabean

Tidak seperti biasanya, aku tidur pukul 20. Memang suasana mendukung, di kampung ini, pukul 20 sudah tidak berdenyut. Orang-orang sudah menutup pintu dan membujurkan tubuh di tempat tidur. Kadang masih ditemani TV. Kipas angin berputar mengeringkan keringat di dahi. Ya malam itu gerah. Baru menjelang pagi suhu udara berbalik dingin. Selimut melaksanakan tugasnya. Pada menjelang […]

Menjadi dan berarti

Keberhasilan adalah ketika seseorang bisa menjadi dan berarti. Menjadi sesuai yang dia inginkan dan berarti bagi lingkungan di sekelilingnya. Menjadi saja tanpa berarti tidaklah ada gunanya. Untuk menjadi berarti dibutuhkan kesediaan diri berbagi. Keberadan diri dibutuhkan bagi sesama. Untuk menjadi pribadi yang menjadi dan berarti ini bukan perkara mudah. Seorang pribadi harus melewati banyak kepedihan […]

Cerita Pertama: Demi Apa

Sehari menjelang lebaran, Ibu dibantu oleh Mbak Siti memotong-motong ayam yang akan diolah menjadi opor. Lontong, ketupat, lepet, siap di masak. Aroma sambal goreng menjadikan perut kian meronta. Aini melihat jam, masih lama waktu berbuka. Masih pukul 11.00. WIB. Puasa hari ini belum genap separo. Aini menderita maag dari kemarin. Perutnya perih, tidak bisa buang […]

MENJELANG SUBUH BURUNG YANG BERISIK

Saya tidur di lantai dua. Pagi menjelang subuh di atas rumahku ramai sekali. Entah burung apa riwa-riwi di atas atap rumahku sambil berbunyi. Suaranya berisik sekali dan sangat menganggu tidurku. Setiap ada gangguan maka aku akan mencari cara mengusir gangguan itu. Aku menyalakan lampu aku berharap dengan begitu burung-burung itu akan malu dan pergi. Ternyata […]

KOPI BINGUNG

“Pokoknya harus dipotong.” Rusli tidak setuju rambut Susan dicat warna coklat. Lelaki yang memegang kawasan itu ingin rambut pacarnya segera dipotong. Setelah menyuruh Susan memotong rambut, Rusli menggeber sepeda motornya menjauh dari warung ‘kopi bingung’ milik Susan. Susan tidak peduli. Ia melanjutkan aktifitas semula. Menyiapkan warung yang menghidupinya beserta dua anaknya. Harum aroma kopi yang […]

Candu keterhubungan

Apa hp pertama yang Anda miliki? Dari mana uang yang Anda gunakan untuk membeli? Dari dulu orang selalu ingin terhubung, antara anak dan orangtuanya, lelaki dengan kekasihnya, antar sahabat, suami dan istrinya, dan sebagainya. Keterhubungan itu melewati sejarah panjang. Ada era telegram, bahkan dulu dalam pelajaran bahasa Indonesia ada pelajaran menulis telegram. Ada era surat […]

Menulis tangan lagi

Di awal-awal aku belajar nulis dulu, aku mulai dari nulis tangan dulu baru diketik di mesin ketik. Dulu sudah ada komputer tapi belum terjangkau olehku. Terus musim rentalan komputer tuh, aku minta ajar ke teman-teman. Proses menulis tangan masih berlanjut. Karena sewa komputer hitungan jam, jadi kalau mengarang di rentalan menghabiskan waktu. Baru saat Mas […]

Ngalis

Kini bibirnya semerah darah. Ia usapkan gincu itu sekali lagi. Ia mulai memegang kuas, ia lirik suaminya yang masih santai bersama buku. Ia menegur. “Mas, jangan pakai sandal yang itu. Pakai sandal yang baru.” Ia mulai sapu alisnya. Ia telah berlatih ratusan kali demi bentuk alis yang pas, agar wajahnya yang bulat tampak lebih tirus. […]

Catatan akhir Ramadan

Sa’ad sahabat Nabi miskin dan rajin beribadah. Jibril melalui Nabi memberikan dua dirham untuk modal usaha. Usaha Sa’ad berkembang. Kesibukannya mengurangi giatnya di Masjid. Sa’ad berubah. Nabi sedih karena hal itu. Jibril bertanya, kondisi yang mana yang lebih disukai oleh Rasulullah? Rasullullah menjawab, “Kondisi yang lalu jauh lebih baik baginya.” Bergiat ibadah itu bukan agar […]

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.